Perbatasan di Afghanistan-Pakistan Kembali Memanas. Perbatasan Afghanistan-Pakistan kembali memanas setelah pertukaran tembakan sengit di wilayah Chaman, Kandahar, pada Jumat malam 5 Desember 2025, pukul 22.30 waktu setempat. Pasukan kedua negara saling tuding sebagai pihak yang memicu insiden, yang berlangsung sekitar dua jam dan melibatkan senjata ringan hingga artileri berat. Untungnya, tak ada korban jiwa atau kerusakan signifikan dilaporkan, tapi warga sipil di kedua sisi pelaporan mendengar ledakan dan tembakan. Insiden ini langgar gencatan senjata rapuh yang dibroker Qatar Oktober lalu, di tengah negosiasi damai yang gagal November di Istanbul. Taliban Kabul tuding Pakistan serang unprovoked, sementara Islamabad klaim balas serangan dari pihak Afghanistan. Dengan sejarah bentrokan mematikan sejak Oktober—yang tewaskan puluhan—ketegangan ini picu kekhawatiran eskalasi regional, terutama soal Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP) yang dituding sembunyi di Afghanistan. INFO CASINO
Latar Belakang Bentrokan Terbaru: Perbatasan di Afghanistan-Pakistan Kembali Memanas
Pertukaran tembakan di Chaman jadi puncak ketegangan yang mendidih sejak Oktober 2025. Saat itu, Pakistan lakukan serangan udara di Kabul, Khost, dan Paktika, targetkan pemimpin TTP Noor Wali Mehsud—kelompok yang tudingan lakukan serangan bunuh diri di Khyber Pakhtunkhwa. Taliban balas tuding Pakistan langgar wilayah udara, picu bentrokan darat yang tewaskan 58 tentara Pakistan dan puluhan milisi, menurut klaim Kabul. Gencatan senjata Qatar awalnya tahan, tapi pecah setelah negosiasi Istanbul gagal—kedua pihak saling tuding tak komitmen. Insiden Chaman ini mirip serangan roket Pakistan 4 Desember di Kunar, yang tewaskan empat komandan TTP, termasuk Rahimullah alias Shahid Umer Bajauri. Wilayah perbatasan seperti Spin Boldak dan North Waziristan sering jadi hotspot, dengan 45 bentrokan tercatat tiga tahun terakhir—hampir setengah libatkan Pakistan—tewaskan lebih dari 100 orang.
Tuduhan Saling Lempar dan Respons Resmi: Perbatasan di Afghanistan-Pakistan Kembali Memanas
Pakistan, lewat juru bicara Perdana Menteri Mosharraf Zaidi, sebut Taliban Kabul yang picu dengan tembakan unprovoked di Chaman. “Respons kami cepat dan proporsional,” katanya di X, tekankan komitmen jaga integritas teritorial. Sementara itu, juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid balas tuding: “Pakistan serang desa Airukam, Kaga, dan Garab dengan mortir, lukai warga sipil.” Kepala departemen informasi Kandahar, Ali Mohammed Haqmal, konfirmasi tembakan artileri berat datang dari Pakistan sekitar pukul 22.30, lukai rumah sipil tapi tak ada korban tewas. Menteri Dalam Negeri Pakistan Mohsin Naqvi tuding TTP, yang katanya sembunyi di Afghanistan sejak Taliban kuasai 2021—mereka lakukan bom bunuh diri 3 Desember tewaskan tiga polisi di Khyber Pakhtunkhwa. Taliban tolak tudingan, sebut tak tanggung jawab keamanan Pakistan. Respons internasional: Saudi minta restraint, ingatkan dialog untuk jaga stabilitas regional.
Dampak ke Warga dan Ekonomi Lokal
Warga di Chaman dan Spin Boldak langsung rasakan dampak: ribuan mengungsi sementara, penutupan sementara pos pemeriksaan batas hentikan perdagangan harian senilai jutaan dolar. Perbatasan Durand Line panjang 2.670 km sering tutup sejak Oktober, ganggu ekspor Afghanistan senilai 1 miliar dolar ke Pakistan—termasuk buah, karpet, dan mineral. Di Khyber Pakhtunkhwa, serangan TTP naik 50 persen tahun ini, tewaskan ratusan sipil dan tentara. Penduduk Pashtun di kedua sisi—yang anggap garis batas kolonial tak sah—rasakan tekanan ganda: bentrokan militer dan blokade ekonomi. Organisasi seperti Amnesty International catat peningkatan pengungsi, dengan 200 ribu orang terdampak sejak Oktober. Taliban perketat patroli, sementara Pakistan tambah 10.000 tentara di perbatasan—tapi warga bilang, “Kami korban perang proxy.”
Kesimpulan
Perbatasan Afghanistan-Pakistan kembali memanas di Chaman jadi pengingat kronis ketegangan sejak Taliban kuasai Kabul 2021, di mana tudingan saling lempar soal TTP dan serangan lintas batas hentikan gencatan rapuh. Tanpa korban tewas kali ini, tapi dampak sipil dan ekonomi nyata—dari pengungsi hingga perdagangan mandek. Negosiasi gagal Istanbul tunjukkan butuh mediator netral seperti Qatar untuk dialog sungguhan. Kedua negara punya kepentingan damai: Afghanistan butuh akses ekonomi, Pakistan keamanan dari TTP. Tanpa kompromi, bentrokan bisa eskalasi, ancam stabilitas Asia Selatan. Waktunya Kabul dan Islamabad pilih dialog daripada tembakan—sejarah tunjukkan, perang perbatasan cuma lahirkan pemenang sementara.