
BPS Memberikan Kabar Angka Pengangguran Menurun. Kabar gembira datang dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Mei 2025, yang melaporkan penurunan tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia menjadi 4,76% per Februari 2025. Angka ini menunjukkan tren positif di tengah tantangan ekonomi global. Penurunan ini disambut baik oleh pemerintah dan masyarakat, terutama karena mencerminkan peningkatan lapangan kerja sebanyak 3,59 juta orang dibandingkan tahun sebelumnya. Artikel ini mengulas apa itu BPS, alasan di balik kabar penurunan pengangguran, dan makna dari capaian ini bagi Indonesia. BERITA LAINNYA
Apa Itu BPS?
Badan Pusat Statistik (BPS) adalah lembaga pemerintah nonkementerian yang bertugas mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data statistik resmi Indonesia. Berdiri sejak 1960, BPS menjadi sumber utama informasi statistik nasional, mencakup berbagai indikator seperti ketenagakerjaan, kemiskinan, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi. Setiap tahun, BPS menyelenggarakan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) untuk memotret kondisi ketenagakerjaan, termasuk jumlah angkatan kerja, tingkat pengangguran, dan upah rata-rata. Data BPS dianggap kredibel karena metodologinya yang terstandar dan independen, menjadi acuan bagi kebijakan pemerintah dan analisis publik.
Kenapa BPS Bisa Memberikan Kabar Bahwa Pengangguran Menurun?
Menurut laporan Sakernas Februari 2025, tingkat pengangguran terbuka turun dari 4,82% pada Februari 2024 menjadi 4,76%, angka terendah sejak krisis 1998. Penurunan ini didorong oleh penambahan 3,59 juta pekerja, sehingga total penduduk bekerja mencapai 145,77 juta orang. Sektor perdagangan besar, eceran, serta reparasi mobil dan sepeda motor menyumbang peningkatan terbesar, dengan 0,98 juta pekerja baru. Selain itu, tingkat partisipasi angkatan kerja naik 0,80 poin persentase, menunjukkan lebih banyak orang aktif mencari atau mendapatkan pekerjaan. Pertumbuhan angkatan kerja sebesar 3,67 juta orang, termasuk lulusan baru dan ibu rumah tangga yang kembali bekerja, juga menjadi faktor. Meski jumlah penganggur absolut naik menjadi 7,28 juta orang, proporsinya menurun karena basis angkatan kerja yang lebih besar.
Apakah Ini Merupakan Hal Yang Baik?
Penurunan TPT menjadi kabar positif, menandakan pasar kerja Indonesia semakin tangguh di tengah ketidakpastian global. Peningkatan jumlah pekerja penuh menjadi 96,48 juta orang dan penurunan setengah pengangguran menjadi 11,67 juta orang menunjukkan kualitas pekerjaan yang membaik. Sektor informal, meski masih dominan dengan 86,58 juta pekerja, tetap menjadi penopang utama. Namun, tantangan tetap ada. Kenaikan pengangguran absolut sebesar 83 ribu orang dan tingginya pekerja informal menunjukkan perlunya fokus pada pekerjaan layak. Selain itu, pengangguran di perkotaan (5,73%) lebih tinggi dibandingkan perdesaan (3,33%), mengindikasikan perlunya kebijakan yang lebih merata. Secara keseluruhan, capaian ini mencerminkan langkah maju, tetapi Indonesia masih perlu memperkuat perlindungan sosial dan hak pekerja.
Kesimpulan: BPS Memberikan Kabar Angka Pengangguran Menurun
Laporan BPS tentang penurunan tingkat pengangguran terbuka ke 4,76% pada Februari 2025 membawa angin segar bagi perekonomian Indonesia. Dengan penciptaan lapangan kerja baru dan peningkatan partisipasi angkatan kerja, Indonesia menunjukkan ketahanan di tengah tantangan global. Namun, peningkatan pekerja informal dan pengangguran absolut mengingatkan bahwa perjuangan untuk pekerjaan layak belum usai. Capaian ini menjadi fondasi kuat bagi pemerintah untuk terus mendorong kebijakan inklusif demi ekonomi yang lebih merata dan berkelanjutan.