Warga Eropa Menggangap Perang Dengan Rusia Bisa Terjadi. Survei terbaru menunjukkan bahwa mayoritas warga Eropa kini memandang risiko perang terbuka dengan Rusia sebagai ancaman nyata. Hasil jajak pendapat oleh Cluster17 yang diterbitkan di jurnal Le Grand Continent pada 4 Desember 2025 mengungkap 51 persen responden di sembilan negara Uni Eropa menganggap kemungkinan konflik tinggi, sementara 18 persen lainnya menyebut sangat tinggi. Angka ini melonjak signifikan dibandingkan tahun lalu, di tengah ketegangan Rusia-Ukraina yang memasuki tahun keempat. Survei melibatkan hampir 10.000 responden dari Prancis, Jerman, Italia, Spanyol, Polandia, Portugal, Kroasia, Belgia, dan Belanda. Kekhawatiran ini bukan sekadar opini; itu cerminan ketidakpastian geopolitik yang memengaruhi kebijakan pertahanan Eropa. INFO CASINO
Hasil Survei yang Mengkhawatirkan: Warga Eropa Menggangap Perang Dengan Rusia Bisa Terjadi
Survei Cluster17, dilakukan akhir November 2025, menemukan 69 persen responden yakin negara mereka tak mampu bertahan sendirian melawan agresi Rusia. Di Polandia, yang berbatasan langsung dengan Rusia, 77 persen responden anggap risiko perang tinggi – angka tertinggi di antara negara survei. Sebaliknya, di Italia dan Portugal, kekhawatiran lebih rendah: 34 persen dan 39 persen. Di Jerman dan Prancis, 51 persen dan 54 persen responden merasa ancaman tinggi. Hampir 70 persen secara keseluruhan percaya negara mereka tak siap pertahanan, dengan Prancis paling optimis (44 persen yakin mampu bertahan). Survei ini menyoroti perbedaan geografis: negara Timur Eropa lebih cemas dibandingkan Barat, mencerminkan trauma sejarah Soviet. Selain Rusia, terorisme jadi ancaman terdekat (63 persen anggap tinggi), tapi konflik dengan Rusia unggul di persepsi jangka panjang.
Faktor Penyebab Kekhawatiran yang Meningkat: Warga Eropa Menggangap Perang Dengan Rusia Bisa Terjadi
Kekhawatiran ini dipicu perang Rusia-Ukraina yang berlangsung lebih dari tiga setengah tahun, dengan kekhawatiran eskalasi ke wilayah NATO. Presiden Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini bicara soal kemungkinan pasukan NATO di Ukraina, memicu peringatan dari Moskow bahwa itu bakal anggap sebagai deklarasi perang. Di Polandia, ketakutan ini wajar karena berbatasan dengan Kaliningrad Rusia. Survei YouGov Oktober 2025 juga tunjukkan pola serupa: 51 persen di Polandia, 57 persen di Lithuania, dan 62 persen di Denmark anggap Rusia ancaman utama Eropa. Faktor lain: ketidakpastian AS di bawah Donald Trump, dengan 47 persen responden anggap dia “musuh Eropa”. Hampir dua pertiga yakin lebih baik jaga jarak sama AS dan China daripada pilih sisi. Ini dorong Eropa tingkatkan belanja pertahanan: Jerman naikkan anggaran 100 miliar euro, Prancis tambah 2 miliar untuk senjata.
Respons Pemimpin Eropa dan Implikasi Kebijakan
Pemimpin Eropa respons cepat. Macron sebut Eropa “masuk era bahaya sambil rasakan kelemahan nasional yang persisten”. Di Jerman, Kanselir Olaf Scholz dorong reformasi konstitusi buat tambah belanja militer. Survei tunjukkan dukungan kuat tetap di Uni Eropa: 74 persen responden yakin negara mereka harus stay di blok. Tapi kepercayaan militer nasional rendah: di Belgia, Italia, dan Portugal, 85-87 persen bilang tak mampu bertahan. Ini dorong inisiatif bersama seperti European Defense Fund, tapi survei tunjukkan keraguan: hanya 12 persen merasa aman dari berbagai ancaman. Implikasinya luas: Eropa mungkin percepat integrasi pertahanan, tapi perbedaan negara Timur-Barat bisa hambat. NATO juga pantau, dengan Sekjen Jens Stoltenberg sebut “kami harus siap skenario terburuk”.
Kesimpulan
Survei Cluster17 ungkap kekhawatiran mendalam warga Eropa soal perang dengan Rusia: 69 persen yakin tak mampu bertahan, dengan variasi geografis yang jelas. Ini dorong pemimpin tingkatkan belanja militer dan integrasi Eropa, tapi tantangan besar: ketidakpastian AS dan perbedaan internal. Di tengah perang Ukraina, opini publik ini jadi panggilan darurat buat persatuan. Eropa tak boleh abaikan sinyal ini – persiapan sekarang bisa selamatkan masa depan. Warga takut, tapi itu langkah awal buat aksi nyata.