
Israel Menyerang Pemimpin Hamas di Qatar. Pada 9 September 2025, dunia dikejutkan oleh serangan udara Israel di Doha, Qatar, yang menargetkan pemimpin senior Hamas. Insiden ini memicu ketegangan di kawasan Timur Tengah, terutama karena Qatar dikenal sebagai negara netral yang sering menjadi mediator dalam konflik Israel-Palestina. Serangan ini terjadi di tengah negosiasi yang terhenti untuk mengakhiri perang di Jalur Gaza, menambah kompleksitas situasi geopolitik. Asap hitam membumbung di langit Doha, dan dunia kini menyaksikan dampak dari langkah berani Israel ini. Artikel ini akan mengulas penyebab serangan, respons Qatar, dukungan dari negara lain, serta implikasinya terhadap stabilitas regional. BERITA VOLI
Apa yang Menyebabkan Israel Menyerang Qatar
Serangan Israel ke Doha dipicu oleh keberadaan pemimpin Hamas yang dianggap sebagai target strategis. Israel mengklaim bahwa para pemimpin ini, yang belum disebutkan namanya secara spesifik, terlibat dalam perencanaan serangan terhadap warga Israel, termasuk insiden teroris di Yerusalem pada 8 September 2025 yang menewaskan enam orang. Menurut intelijen Israel, para pemimpin Hamas di Qatar tidak hanya berlindung, tetapi juga mengoordinasikan aktivitas militan dari luar Gaza, memanfaatkan posisi Qatar sebagai tuan rumah bagi kantor politik Hamas.
Langkah Israel ini juga merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk melemahkan kepemimpinan Hamas di tengah perang yang masih berlangsung di Gaza sejak Oktober 2023. Negosiasi gencatan senjata yang macet, ditambah dengan pertemuan antara pemimpin Hamas dan pejabat Iran di Doha pada awal September 2025, tampaknya menjadi pemicu utama. Israel melihat kehadiran Hamas di Qatar sebagai ancaman langsung, meskipun tindakan ini berisiko memperburuk hubungan dengan negara lain yang menganggap Qatar sebagai mitra diplomasi penting.
Bagaimana Reaksi Qatar Atas Penyerangan Ini
Qatar dengan cepat mengutuk serangan Israel sebagai pelanggaran kedaulatan nasional. Pemerintah Qatar menyatakan bahwa serangan tersebut tidak hanya membahayakan warga sipil di Doha, tetapi juga mengancam peran mereka sebagai mediator dalam konflik Timur Tengah. Dalam pernyataan resmi, Kementerian Luar Negeri Qatar menegaskan bahwa mereka akan membawa masalah ini ke Dewan Keamanan PBB untuk menuntut pertanggungjawaban Israel. Meskipun belum ada laporan korban jiwa yang pasti, otoritas Qatar mengakui adanya kerusakan di wilayah yang diserang dan segera mengevakuasi warga di sekitar lokasi.
Selain itu, Qatar menangguhkan sementara peran mereka dalam mediasi antara Israel dan Hamas, sebuah langkah yang menunjukkan kekecewaan mendalam terhadap serangan ini. Pemerintah juga meningkatkan keamanan di Doha, terutama di sekitar fasilitas diplomatik, untuk mencegah insiden lebih lanjut. Reaksi Qatar menunjukkan keseimbangan antara menjaga posisi netral mereka dan tekanan untuk menanggapi pelanggaran wilayah secara tegas.
Negara Apa Saja yang Siap Untuk Membantu Qatar
Beberapa negara telah menyatakan dukungan untuk Qatar pasca-serangan ini. Turki, yang memiliki hubungan erat dengan Qatar, mengutuk tindakan Israel dan menawarkan dukungan diplomatik serta kerja sama keamanan. Presiden Turki menyatakan bahwa serangan tersebut adalah “tindakan sembrono” yang dapat memperluas konflik di kawasan. Iran, yang memiliki hubungan dekat dengan Hamas, juga mengecam Israel dan menegaskan solidaritas dengan Qatar, meskipun dukungan ini lebih bersifat retoris karena hubungan diplomatik yang kompleks.
Negara-negara Teluk seperti Uni Emirat Arab dan Arab Saudi menyatakan keprihatinan, tetapi respons mereka lebih hati-hati karena hubungan diplomatik mereka dengan Israel. Amerika Serikat, sebagai sekutu Israel, meminta warganya di Qatar untuk berlindung sembari memantau situasi, namun belum memberikan pernyataan resmi tentang dukungan langsung untuk Qatar. Sementara itu, Mesir dan Yordania, yang juga berperan sebagai mediator di masa lalu, menyerukan de-eskalasi untuk mencegah ketegangan lebih lanjut. Dukungan ini menunjukkan betapa sensitifnya situasi geopolitik di kawasan tersebut.
Kesimpulan: Israel Menyerang Pemimpin Hamas di Qatar
Serangan Israel terhadap pemimpin Hamas di Qatar pada September 2025 adalah langkah berani yang memperumit dinamika Timur Tengah. Dipicu oleh aktivitas Hamas dan negosiasi yang terhenti, serangan ini menunjukkan ketegangan yang terus meningkat antara Israel dan kelompok militan tersebut. Qatar menanggapi dengan tegas, mengutuk pelanggaran kedaulatan dan menangguhkan peran mediasi mereka, sementara negara seperti Turki dan Iran menunjukkan solidaritas. Insiden ini menyoroti tantangan menjaga stabilitas di kawasan yang sudah penuh konflik. Dengan dampak yang masih berkembang, dunia kini menantikan apakah serangan ini akan memicu eskalasi lebih lanjut atau mendorong upaya baru untuk perdamaian.