
PM Albanese Mulai Memperhatikan Islamofobia di Australia. Islamofobia kembali menjadi sorotan di Australia setelah serangkaian insiden menargetkan komunitas Muslim, termasuk serangan terhadap dua wanita Muslim di Melbourne pada Februari 2025. Perdana Menteri Anthony Albanese, yang dikenal vokal mendukung multikulturalisme, kini mengambil langkah konkret untuk mengatasi masalah ini. Dengan menunjuk utusan khusus dan menyerukan tindakan hukum yang tegas, Albanese menunjukkan komitmen untuk melindungi komunitas Muslim di tengah meningkatnya ketegangan global dan lokal. Apa yang mendorong isu ini, dan bagaimana langkah awal Albanese? Berikut ulasannya. BERITA BASKET
Siapakah itu PM Albanese: PM Albanese Mulai Memperhatikan Islamofobia di Australia
Anthony Albanese, sering disapa Albo, adalah Perdana Menteri Australia sejak Mei 2022, memimpin pemerintahan Partai Buruh yang berhaluan tengah-kiri. Lahir pada 2 Maret 1963 di Sydney, Albanese memiliki latar belakang sebagai politisi yang memperjuangkan kesetaraan sosial dan multikulturalisme. Sebelum menjadi PM, ia menjabat sebagai Menteri Infrastruktur dan Transportasi serta pemimpin oposisi. Albanese dikenal karena pendekatannya yang inklusif, sering menekankan pentingnya harmoni dalam masyarakat Australia yang beragam. Pada 2024, ia mengukuhkan komitmen ini dengan menunjuk Aftab Malik sebagai utusan khusus untuk memerangi Islamofobia, menyusul penunjukan utusan serupa untuk antisemitisme. Langkah ini menunjukkan fokusnya pada isu diskriminasi berbasis agama, terutama di tengah konflik global yang memicu ketegangan lokal.
Apa yang Menyebabkan Banyak Orang Australia yang Membenci Agama Islam
Islamofobia di Australia bukan fenomena baru, tetapi telah meningkat signifikan sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023, yang memicu eskalasi konflik Israel-Palestina. Ketegangan global ini memengaruhi sentimen lokal, dengan laporan dari Islamophobia Register Australia mencatat kenaikan 150% insiden kebencian sejak November 2023 hingga 2024. Faktor utama adalah stereotip negatif yang dipicu oleh media dan narasi politik yang mengaitkan Islam dengan kekerasan, meskipun data menunjukkan bahwa mayoritas Muslim Australia adalah warga biasa yang hidup damai.
Survei Scanlon Foundation pada Juli 2024 mengungkapkan bahwa sepertiga warga Australia memiliki sikap negatif terhadap Muslim, angka yang lebih tinggi dibandingkan agama lain. Selain itu, insiden seperti serangan Christchurch di Selandia Baru pada 2019, yang dilakukan oleh warga Australia, memperkuat trauma kolektif dan memicu ketakutan yang salah arah terhadap komunitas Muslim. Faktor lain termasuk kurangnya interaksi antar komunitas dan misinformasi online, yang memperburuk persepsi negatif. Di Melbourne dan Sydney, insiden seperti ancaman terhadap masjid dan serangan fisik terhadap wanita berhijab menunjukkan bahwa Islamofobia sering menyasar simbol agama yang terlihat, seperti hijab.
Apa Tahap Awal yang Akan Dilakukan PM Albanese Usai Terjadinya Islamofobia di Australia
Albanese telah mengambil langkah konkret untuk menangani Islamofobia. Pada September 2024, ia menunjuk Aftab Malik sebagai utusan khusus untuk memerangi Islamofobia, bertugas berkonsultasi dengan komunitas Muslim dan pakar diskriminasi agama. Malik baru-baru ini menyerahkan laporan pada September 2025, yang merekomendasikan 54 langkah, termasuk memperkuat undang-undang kebencian dan meningkatkan pelaporan insiden Islamofobia. Albanese berjanji mempertimbangkan rekomendasi ini dengan serius, dengan fokus awal pada penegakan hukum yang lebih tegas terhadap pelaku kejahatan kebencian.
Selain itu, pemerintahannya mengalokasikan dana untuk inisiatif komunitas yang mempromosikan kohesi sosial, seperti program pendidikan antaragama dan kampanye kesadaran publik. Albanese juga mendorong dialog bipartisan untuk legislasi anti-diskriminasi agama, meski ia menekankan perlunya dukungan lintas partai untuk menghindari polarisasi. Setelah serangan di Melbourne, Albanese secara terbuka menyebut insiden itu “menjijikkan” dan menegaskan bahwa pelaku harus menghadapi hukuman penuh. Pemerintah juga bekerja sama dengan polisi untuk meningkatkan keamanan di sekitar masjid dan komunitas Muslim, terutama setelah ancaman terhadap masjid di Sydney pada Maret 2025.
Kesimpulan: PM Albanese Mulai Memperhatikan Islamofobia di Australia
Anthony Albanese menunjukkan komitmen kuat untuk memerangi Islamofobia di Australia, didorong oleh meningkatnya insiden kebencian dan ketegangan global. Dengan menunjuk utusan khusus dan mendorong langkah hukum serta inisiatif komunitas, ia berupaya menjaga nilai multikulturalisme Australia. Meski akar Islamofobia kompleks, melibatkan stereotip media dan trauma historis, langkah awal Albanese menawarkan harapan untuk perubahan. Dengan fokus pada penegakan hukum dan pendidikan, pemerintahannya berupaya menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi komunitas Muslim. Di tengah tantangan global, upaya ini menjadi bukti bahwa Australia tetap berusaha menjadi rumah bagi semua warganya, apa pun agama mereka.