
Sinanoge yang Berlokasi di Manchester di Serang. Pagi 2 Oktober 2025, saat umat Yahudi di Manchester merayakan Yom Kippur—hari penebusan dosa paling suci—serangan mengerikan mengguncang Heaton Park Hebrew Congregation Synagogue di Crumpsall. Seorang pria diduga menabrakkan mobilnya ke sekelompok pejalan kaki yang hendak beribadah, lalu menikam penjaga keamanan, menewaskan dua orang dan melukai empat lainnya. Polisi Greater Manchester segera merespons, menembak tersangka di tempat kejadian. Ini jadi serangan antisemitik paling tragis di Inggris sejak serangan Pittsburgh 2018, di tengah naiknya kebencian terhadap Yahudi pasca-konflik Timur Tengah. Dengan korban mayoritas lansia dan keluarga, kejadian ini bukan cuma berita; ia luka mendalam bagi komunitas Yahudi Manchester yang berjumlah 35.000 jiwa. Hingga siang hari, investigasi berlanjut, tapi pesan utamanya jelas: kebencian tak punya tempat di kota yang multikultural ini. BERITA BASKET
Kronologi Kejadian yang Mengejutkan: Sinanoge yang Berlokasi di Manchester di Serang
Semuanya bermula sekitar pukul 6.30 pagi waktu setempat, saat langit masih gelap dan jemaah mulai berdatangan ke sinagoga untuk sholat Yom Kippur. Saksi mata cerita, mobil hitam melaju kencang dari arah utara, menabrak empat pejalan kaki di trotoar dekat gerbang utama. Dua korban tewas seketika—seorang pria berusia 70-an dan wanita 60-an, yang keduanya rutin hadir di sinagoga setiap Sabat. Dua lainnya, termasuk remaja 16 tahun, luka parah dengan patah tulang dan trauma kepala, dirawat di rumah sakit terdekat.
Tak berhenti di situ, tersangka—pria berusia 30-an asal lokal—keluar dari mobil, berteriak slogan antisemitik, dan menusuk penjaga keamanan dengan pisau dapur. Penjaga itu, mantan tentara berusia 45 tahun, luka robek di lengan tapi berhasil bertahan hingga polisi tiba. Dalam hitungan menit, petugas bersenjata tembak tersangka di kaki, hentikan ancaman. Video amatir yang beredar tunjukkan kekacauan: jeritan, darah di trotoar, dan jemaah berlarian cari tempat aman. Ini bukan gempa—tapi guncangan sosial yang lebih dalam, di kota yang dikenal damai seperti Manchester.
Respons Cepat Otoritas dan Keamanan
Polisi Greater Manchester langsung kunci area, deklarasikan insiden sebagai “ancaman teroris potensial” meski belum konfirmasi motif politik. Tersangka ditahan di rumah sakit, didakwa pembunuhan dan percobaan pembunuhan, dengan bukti awal tunjukkan postingan radikal di media sosialnya. Kepala polisi John Watson bilang, “Kami tak akan biarkan kebencian menang; tim kami sudah tingkatkan patroli di semua sinagoga.” Dukungan datang cepat: Perdana Menteri Keir Starmer hubungi walikota Manchester, janji dana darurat untuk korban.
Dewan Kota Manchester, lewat pemimpin Bev Craig, keluarkan pernyataan empati: “Kami hancurkan atas serangan ini pada keluarga Yahudi kami.” Komunitas Yahudi lokal, dibantu Board of Deputies of British Jews, buka hotline bantuan psikologis dan donasi medis. Hingga siang, lebih dari 500 relawan bantu evakuasi dan bersihkan puing—mobil penyewa yang hancur dan pecahan kaca berserakan. Ini respons ala Manchester: gotong royong, tapi tegas. Investigasi forensik lanjut, dengan CCTV sinagoga jadi kunci bukti.
Dampak pada Komunitas dan Ancaman Antisemitisme
Serangan ini tak berdiri sendiri; ia puncak gelombang kebencian yang naik 400 persen di Inggris sejak Oktober 2023, pasca-serangan Hamas. Di Manchester, sinagoga Heaton Park—dibangun 1928—jadi simbol ketahanan Yahudi, tapi kini trauma. Keluarga korban cerita pilu: satu tewas tinggalkan tiga cucu, yang lain perempuan pensiunan guru yang rajin ajar Ibrani. Empat luka-luka, termasuk penjaga keamanan, butuh operasi; yang muda kini takut ke luar rumah.
Lebih luas, ini ingatkan urgensi: Community Security Trust catat 1.500 insiden antisemitik tahun ini, banyak di kota-kota seperti Manchester. Yom Kippur, yang seharusnya hari refleksi, jadi hari duka—sholat dibatalkan, diganti doa virtual. Tapi komunitas bangkit: ribuan orang non-Yahudi kirim bunga dan pesan solidaritas di media sosial. Ini bukan akhir; ia panggilan aksi untuk edukasi anti-kebencian di sekolah dan patroli lebih ketat. Manchester, kota yang lahirkan Oasis dan Curry Mile, tak akan biarkan satu orang rusak harmoni multikulturalnya.
Kesimpulan: Sinanoge yang Berlokasi di Manchester di Serang
Serangan di Heaton Park Hebrew Congregation Synagogue pagi 2 Oktober 2025 tinggalkan dua nyawa hilang, luka fisik dan jiwa yang dalam, tapi juga tunjukkan ketangguhan Manchester. Dari kronologi mengerikan hingga respons cepat dan dampak yang luas, kejadian ini jadi pengingat: antisemitisme masih mengintai, tapi solidaritas lebih kuat. Saat investigasi lanjut dan korban pulih, kota ini akan bangkit—dengan sinagoga yang lebih aman dan komunitas yang lebih bersatu. Di hari Yom Kippur yang terganggu, pesan penebusan dosa terasa lebih relevan: maafkan, tapi jangan lupa lindungi yang rentan. Manchester akan terus berjalan, tapi dengan langkah lebih waspada.