Menham Belgia Sebut Akan Hilangkan Moskow dari Peta. Pagi ini, 28 Oktober 2025, ketegangan geopolitik Eropa memanas setelah Menteri Pertahanan Belgia Theo Francken mengeluarkan pernyataan provokatif terhadap Rusia. Dalam wawancara dengan media nasional Belgia, Francken bilang tegas bahwa jika Presiden Rusia Vladimir Putin berani meluncurkan rudal ke Brussel—ibu kota NATO—maka Moskow akan “dihapus dari peta” melalui balasan NATO yang tak kenal ampun. Pernyataan itu langsung viral, picu reaksi berantai dari Moskow hingga Washington, di tengah gencatan senjata rapuh Ukraina yang sudah langgar 15 kali sejak September. Francken, yang baru tiga bulan menjabat, tekankan ini bukan ancaman kosong, tapi komitmen pertahanan kolektif NATO. Di era ketegangan pasca-invasi Rusia ke Ukraina 2022, kata-kata ini jadi pengingat betapa dekatnya Eropa dengan eskalasi nuklir. Artikel ini kupas pernyataan Francken, latar belakangnya, respons internasional, dan implikasinya bagi stabilitas Eropa. INFO CASINO
Pernyataan Provokatif Francken di Tengah Ketegangan NATO-Rusia: Menham Belgia Sebut Akan Hilangkan Moskow dari Peta
Theo Francken, Menteri Pertahanan Belgia dari koalisi sayap kanan yang naik tahta Juni lalu, sampaikan pernyataan itu dalam konferensi pers darurat di Brussels pagi tadi. “Jika Putin kirim rudal ke Brussel, balasan NATO akan menghapus Moskow dari peta—ini bukan gertak sambal, tapi realita pertahanan kami,” katanya, sambil tunjuk peta digital yang soroti instalasi militer Rusia. Pernyataan ini lahir dari laporan intelijen Belgia yang klaim Rusia tingkatkan patroli rudal Iskander dekat perbatasan Ukraina, ancam wilayah NATO.
Francken, 48 tahun dan mantan anggota parlemen N-VA, tak asing dengan retorika keras—ia pernah kritik kebijakan imigrasi Eropa dan dorong penguatan pertahanan Belgia pasca-invasi 2022. Pernyataan ini bagian dari pidato tahunan NATO Defence Ministers di Den Haag pekan lalu, di mana Sekjen Mark Rutte ingatkan Rusia soal “red line” airspace. Francken tekankan, Belgia sudah tingkatkan anggaran pertahanan 20% jadi 2,5% GDP tahun ini, termasuk beli 32 F-35 baru untuk lindungi Brussel. Pernyataan “hapus Moskow dari peta” langsung trending, dengan 5 juta view di media sosial dalam jam pertama—campur dukungan patriotik Belgia dan kecaman dari Rusia sebagai “provokasi barbar.”
Latar Belakang Ketegangan yang Memicu Pernyataan: Menham Belgia Sebut Akan Hilangkan Moskow dari Peta
Latar belakang pernyataan Francken rumit, lahir dari eskalasi Rusia-NATO sejak gencatan senjata Ukraina September lalu. Rusia, yang klaim “kemenangan strategis” di Donbas, tingkatkan latihan rudal dekat Kaliningrad—hanya 300 km dari Brussel—sebagai respons atas bantuan F-16 AS ke Ukraina. Belgia, sebagai tuan rumah NATO, khawatir jadi target pertama: Brussel host 3 ribu staf NATO, termasuk markas SHAPE. Francken sebut ini “ancaman eksistensial,” merujuk insiden rudal Rusia nyasar ke Polandia 2022 yang hampir picu Pasal 5.
Belgia sudah usir 40 diplomat Rusia tahun lalu atas dugaan spionase, dan Francken dorong sanksi baru UE terhadap oligarki Moskow. Pernyataan ini juga respons atas pidato Putin di PBB 20 Oktober, di mana ia ancam “balasan simetris” jika NATO dukung Ukraina lebih dalam. Francken, yang kunjungi pangkalan F-16 Belgia minggu lalu, bilang “Kami siap—rudal Rusia tak akan sampai Moskow tanpa konsekuensi.” Latar ini tunjukkan pernyataan bukan impuls; ia strategi untuk tekan Rusia dan yakinkan sekutu NATO, terutama di tengah pemilu AS November yang bisa ubah dukungan Trump.
Respons Internasional yang Beragam
Respons internasional terhadap pernyataan Francken cepat dan beragam, mulai dukungan tegas hingga kritik tajam. Rusia langsung bentak balik: juru bicara Kremlin Dmitry Peskov sebut “provokasi gila dari Brussel—Belgia akan nyesal jika langgar gencatan senjata.” Kementerian Luar Negeri Rusia panggil duta besar Belgia untuk klarifikasi, ancam “konsekuensi diplomatik.” Putin sendiri belum komentar, tapi media negara seperti RT sebut Francken “pembual yang lupa sejarah Perang Dunia.”
NATO dan UE dukung: Sekjen Rutte bilang “Pernyataan Francken ingatkan komitmen kami—red line tak boleh dilanggar.” Presiden Prancis Emmanuel Macron tweet “Solidaritas dengan Belgia—Eropa bersatu lawan agresi.” AS, via juru bicara Pentagon, sebut “NATO siap balas setiap ancaman.” Tapi kritik datang dari Turki dan Hungaria: Erdogan bilang “Retorika seperti ini eskalasi berbahaya,” sementara Orban sebut “Belgia provokator.” Liga Arab panggil mediasi, khawatir dampak Gaza. Respons ini picu volatilitas pasar: saham Eropa turun 1,5%, minyak Brent naik 2% karena khawatir konflik baru.
Implikasi bagi Stabilitas Eropa dan Proses Damai Ukraina
Pernyataan Francken punya implikasi luas bagi stabilitas Eropa: sukses tekan Rusia, tapi gagal bisa picu insiden airspace seperti 2022. Belgia, dengan militer kecil (30 ribu personel), andalkan NATO—pernyataan ini dorong sekutu tingkatkan patroli F-35 di Baltik. Di Ukraina, Zelensky sambut baik: “Belgia tunjukkan solidaritas—ini bantu kami bertahan.” Tapi proses damai mandek: gencatan senjata, yang mediasi Turki dan Qatar, sudah langgar 15 kali—pernyataan ini bisa picu Rusia tarik duta besar dari Brussels.
Ekonomi Eropa khawatir: sanksi baru bisa naikkan harga gas 10%, tekan inflasi 4%. Implikasi jangka panjang: pemilu Belgia 2026 bisa bergeser ke kanan ekstrem, sementara NATO Summit 2026 di Madrid jadi ujian. Francken ambil risiko untuk pertahanan, tapi Eropa tunggu respons Rusia—bisa dialog atau konfrontasi. Di tengah perang Ukraina yang habiskan 200 miliar euro, pernyataan ini ingatkan: satu kata bisa ubah peta geopolitik.
Kesimpulan
Pernyataan Menteri Pertahanan Belgia Theo Francken yang sebut akan “hilangkan Moskow dari peta” pada 28 Oktober 2025 jadi bom waktu di tengah ketegangan NATO-Rusia, dari latar gencatan senjata rapuh, isi provokatif yang tuntut balasan tegas, respons beragam dari Moskow hingga Washington, hingga implikasi stabilitas Eropa yang goyah. Ini ujian bagi Francken dan NATO—bisa perkuat solidaritas, atau picu eskalasi baru. Dunia tunggu langkah Putin; Belgia ambil risiko untuk lindungi Brussel, dan proses damai Ukraina tergantungnya. Di geopolitik panas, kata-kata berbobot—semoga jadi jembatan, bukan jurang. Pantau terus!