Kolombia Berhasil Menyita Total 14 Ton Kokain. Kolombia kembali tunjukkan taringnya dalam perang melawan narkoba dengan sitaan kokain terbesar dalam satu dekade terakhir. Pada Jumat, 21 November 2025, otoritas setempat mengumumkan penyitaan 14 ton kokain di Pelabuhan Buenaventura, pusat ekspor utama di pantai Pasifik. Operasi ini, yang melibatkan polisi nasional dan anjing pelacak, berlangsung tanpa korban jiwa, dan nilai barang sitaan diperkirakan mencapai 388 juta dolar AS—setara dengan 35 juta dosis yang dicegah beredar. Presiden Gustavo Petro langsung sebut ini sebagai pukulan historis terhadap kartel, di tengah tekanan dari Amerika Serikat yang anggap kebijakan anti-narkoba Kolombia kurang tegas. Buenaventura, yang sering jadi pintu gerbang kokain ke Eropa dan AS, kini jadi saksi keberhasilan intelijen yang matang. BERITA BOLA
Detail Operasi Penyitaan: Kolombia Berhasil Menyita Total 14 Ton Kokain
Kokain disembunyikan di gudang pelabuhan, dicampur dengan plester untuk elak deteksi. Sebanyak 280 karung berisi 50 kilogram masing-masing ditemukan setelah razia pagi buta, didukung tim khusus yang telusuri jejak kartel lokal. Tidak ada penangkapan langsung, tapi polisi yakin barang ini milik jaringan besar yang rencanakan kirim via kapal kargo ke Spanyol. Petro bagikan video razia di media sosial, soroti bagaimana anjing pelacak temukan paket tersembunyi di balik tumpukan material bangunan. Ini bukan sitaan biasa—skala 14 ton bikin rekor, melebihi penyitaan sebelumnya di wilayah yang sama. Otoritas sebut operasi ini hasil kerja sama antarlembaga, termasuk intelijen dari Kementerian Pertahanan, dan bukti kemajuan di bawah pemerintahan Petro yang prioritaskan pencegahan daripada konfrontasi berdarah.
Konteks Produksi Kokain di Kolombia: Kolombia Berhasil Menyita Total 14 Ton Kokain
Kolombia tetap jadi produsen kokain terbesar dunia, dengan 253.000 hektar lahan koka aktif dan produksi minimal 2.600 ton per tahun berdasarkan data PBB 2023. Wilayah tengah dan selatan seperti Nariño dan Cauca jadi pusat, di mana kartel seperti Clan del Golfo kuasai rantai pasok. Sitaan ini datang saat produksi capai puncak historis, dengan ekspor naik 20 persen ke Eropa via rute Pasifik. Petro, yang kritik pendekatan “perang narkoba” era sebelumnya, klaim pemerintahannya sudah sita lebih banyak daripada sebelumnya, termasuk 225 ton kokain dalam operasi global Orion baru-baru ini. Namun, tantangan tetap: hutan koka tumbuh liar, dan kartel adaptasi cepat dengan narco-sub atau kapal nelayan. Buenaventura, dengan lalu lintas kargo 1,5 juta kontainer setahun, sering jadi sasaran karena lokasinya strategis.
Implikasi Internasional dan Respons Pemerintah
Sitaan ini langsung redakan ketegangan dengan AS, yang ancam sanksi finansial dan cabut status sekutu perang narkoba. Pemerintahan Trump tuduh Petro kompromi dengan kartel, tapi operasi ini jadi bantahan kuat—Petro sebut ini bukti kebijakan “total peace” efektif, yang gabungkan sitaan dengan negosiasi damai. Di tingkat global, 14 ton ini cegah banjir kokain ke pasar Eropa, di mana harga jalanan bisa naik sementara. Kolombia, yang tanggung 90 persen kokain ke AS, harap ini perbaiki citra dan dorong bantuan lebih dari DEA. Di dalam negeri, warga Buenaventura sambut baik, meski minta lebih banyak investasi untuk ganti lahan koka dengan pertanian legal. Pemerintah alokasikan dana darurat untuk tingkatkan pengawasan pelabuhan, termasuk drone dan sensor canggih.
Kesimpulan
Penyitaan 14 ton kokain di Buenaventura bukan sekadar angka; ini kemenangan simbolis bagi Kolombia yang berjuang lepas dari bayang narkoba. Di bawah Petro, pendekatan yang campur aduk sitaan dan dialog tunjukkan hasil, meski produksi tetap melonjak. Bagi dunia, ini pengingat bahwa perang ini butuh kerjasama, bukan tuduhan semata. Dengan masa jabatan Petro tinggal sembilan bulan, operasi seperti ini bisa jadi warisan terkuatnya. Yang pasti, kartel terpukul sementara, tapi pertarungan lanjut—Kolombia siap tempur, satu ton demi satu ton.