Israel Berhasil Tahan Serangan Rudal dari Houthi Yaman. Israel berhasil menangkal serangan rudal balistik dari kelompok Houthi di Yaman pada Minggu dini hari WIB, 5 Oktober 2025, tanpa korban jiwa atau kerusakan signifikan. Angkatan Udara Israel (IDF) mengumumkan bahwa misil tersebut diintersep di udara sebelum mencapai wilayahnya, memicu sirene darurat di beberapa area selatan dan tengah. Serangan ini jadi yang terbaru dalam rangkaian aksi Houthi yang diklaim sebagai solidaritas dengan Palestina di Gaza, tapi langsung dibalas Israel dengan serangan udara ke target Houthi di Sanaa. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebut ini “bukti kemampuan pertahanan kami tak tergoyahkan,” sementara Houthi klaim misilnya target Tel Aviv dan Eilat. Di tengah perang Ukraina yang memanas dan konflik Timur Tengah yang tak kunjung reda, insiden ini tambah ketegangan regional—tapi juga tunjukkan sistem Iron Dome Israel bekerja sempurna. BERITA BOLA
Respons Militer Israel: Intersepsi Cepat dan Balasan Strategis: Israel Berhasil Tahan Serangan Rudal dari Houthi Yaman
IDF langsung aktifkan protokol darurat saat radar deteksi misil balistik dari Yaman meluncur sekitar pukul 02.00 waktu setempat. Jet tempur F-15 dan F-16 dikerahkan untuk patroli, sementara baterai Iron Dome tembakkan interceptor untuk hancurkan ancaman di udara. Hasilnya, misil jatuh di wilayah terbuka dekat perbatasan, tanpa luka atau kerusakan infrastruktur. Sirene darurat berbunyi di kota-kota seperti Ashdod dan Beersheba, memaksa jutaan warga berlindung sementara—prosedur standar yang sudah teruji sejak serangan Houthi pertama 2023.
Tak lama setelah intersepsi, Israel balas dengan serangan presisi ke Sanaa, target gudang senjata dan fasilitas peluncur Houthi. Kementerian Pertahanan Israel konfirmasi lima target hancur, termasuk drone storage yang diduga sumber serangan sebelumnya. Ini balasan terukur, mirip respons Israel ke serangan Iran April lalu. Netanyahu puji IDF: “Kami lindungi rakyat kami dengan teknologi dan tekad.” Insiden ini jadi tes untuk Iron Dome, yang sukses intersep 90 persen ancaman sejak 2011—bukti investasi 1 miliar dolar AS per tahun bayar dividen.
Latar Belakang Serangan Houthi: Solidaritas Gaza yang Makin Agresif: Israel Berhasil Tahan Serangan Rudal dari Houthi Yaman
Houthi, kelompok Ansar Allah yang kuasai Yaman utara sejak 2014, klaim serangan ini “dukungan untuk Palestina” di tengah genosida Gaza yang sudah tewaskan 40 ribu jiwa. Pemimpin Houthi Abdul-Malik al-Houthi sebut misil itu “pesan ke Zionis,” target kota-kota strategis seperti Eilat di Laut Merah. Ini serangan ke-15 tahun ini, naik dari 5 di 2024, didorong dukungan Iran via drone Shahed dan misil balistik. Serangan sebelumnya, September lalu, lukakan 22 orang di Eilat, picu balasan Israel ke pelabuhan Hodeidah.
Houthi manfaatkan perang Ukraina untuk eskalasi—mereka blokir pengiriman Laut Merah, ganggu 12 persen perdagangan global. Klaim mereka: “Setiap bom di Gaza, kami balas di Israel.” Tapi analis bilang ini propaganda; Houthi pakai serangan untuk rekrut lebih banyak, dengan jumlah pejuang naik 20 ribu sejak 2023. Yaman sendiri hancur—famine ancam 18 juta orang—tapi serangan ini beri mereka relevansi regional. Israel, yang hadapi front Gaza dan Lebanon, lihat Houthi sebagai ancaman asimetris yang butuh respons cepat.
Implikasi Regional: Ketegangan yang Picu Eskalasi Lebih Luas
Insiden ini tambah bahan bakar konflik Timur Tengah, di mana Israel hadapi multi-front: Gaza dengan Hamas, Lebanon dengan Hezbollah, dan kini Yaman. AS, sekutu utama, kirim kapal induk USS Abraham Lincoln ke Laut Merah untuk dukung Israel, tapi Biden was-was eskalasi jadi perang regional. NATO dan UE dorong diplomasi, tapi Polandia—yang alami spillover drone Rusia—sebut ini “peringatan global.” Harga minyak naik 3 persen pasca-serangan, karena kekhawatiran gangguan Laut Merah.
Bagi Houthi, ini propaganda win: meski misil diintersep, klaim sukses rekrut lebih banyak. Tapi Israel tunjukkan superioritas tech—Iron Dome intersep 99 persen di serangan ini. Implikasinya: tekanan ke Iran, sponsor Houthi, untuk kurangi dukungan. Netanyahu mungkin pakai ini dorong dukungan domestik untuk operasi Gaza lanjutan. Secara global, ini ingatkan betapa rapuhnya stabilitas—satu misil bisa picu chain reaction.
Kesimpulan
Israel sukses tahan serangan rudal Houthi pada 5 Oktober 2025 dengan intersepsi cepat dan balasan presisi, tanpa korban di pihaknya. Dari respons IDF yang efisien sampai latar solidaritas Gaza Houthi, insiden ini tambah api konflik regional yang sudah panas. Implikasinya luas: dari eskalasi Laut Merah sampai tekanan ke Iran, ini tes ketangguhan Israel dan NATO. Di saat dunia tonton, langkah Warsaw—eh, Warsaw? Maksud Warsaw—Polandia—tapi fokus Israel: ketakutan tak hentikan persiapan. Perang ini tak kunjung usai, tapi hari ini, Iron Dome bukti tech bisa selamatkan nyawa.