Korut Pamerkan Rudal Antarbenua Terbaru. Pyongyang kembali jadi sorotan dunia dengan parade militer megah pada 10 Oktober 2025, yang memamerkan rudal antarbenua (ICBM) terbaru Hwasong-20 di tengah hujan deras. Acara ini merayakan ulang tahun ke-80 Partai Buruh Korea Utara, dengan Kim Jong Un hadir bersama tamu asing, termasuk utusan dari Rusia dan China. Pemimpin Korut ini sebut Hwasong-20 sebagai “senjata nuklir paling canggih”, lengkap dengan kendaraan hipersonik yang diklaim tak tertandingi. Ini lanjutan uji coba engine rudal solid-fuel pada September lalu, yang Kim bilang “signifikan” untuk jangkauan global. Di tengah ketegangan Semenanjung Korea, pamflet ini bukan sekadar show off; ia pesan tegas ke AS dan sekutunya. Bagi dunia, ini ingatkan potensi eskalasi, meski Korut klaim ini untuk “pertahanan diri”. Apa yang bikin Hwasong-20 spesial, dan bagaimana respons internasional? Mari kita kupas peristiwa ini yang bikin radar militer global panas. BERITA TERKINI
Latar Belakang Parade: Rayakan Partai dengan Senjata Baru: Korut Pamerkan Rudal Antarbenua Terbaru
Parade 10 Oktober di Pyongyang bukan acara biasa; ia gabungkan pesta politik dengan demo kekuatan militer. Kim Jong Un, dikelilingi ribuan prajurit dan warga, saksikan kolom tank, artileri, dan rudal berbaris di bawah guyuran hujan. Hwasong-20 debut di sini, setelah uji coba engine solid-fuel 9 September yang diklaim tingkatkan mobilitas dan jangkauan hingga 15.000 km—cukup untuk capai AS daratan. Korut sebut ini “lompatan besar” di program nuklir, respons sanksi PBB yang makin ketat. Acara ini hadir tamu asing seperti duta Rusia, tunjukkan aliansi Pyongyang-Moskow yang makin erat sejak perang Ukraina. Kim bilang parade ini “bukti kedaulatan kita”, tapi analis lihat ini pesan ke Washington: “Jangan remehkan kami.” Di balik kemeriahan, Korut lagi hadapi krisis ekonomi—parade ini juga propaganda internal untuk angkat semangat rakyat.
Karakteristik Hwasong-20: Teknologi Canggih yang Bikin Khawatir: Korut Pamerkan Rudal Antarbenua Terbaru
Hwasong-20 bukan rudal biasa; ia ICBM solid-fuel dengan kendaraan hipersonik yang diklaim kecepatan Mach 10, sulit dideteksi radar. Korut bilang rudal ini punya payload nuklir ganda, jangkauan 12.000-15.000 km, dan akurasi 10 meter—naik dari Hwasong-18 yang diuji April lalu. Debutnya di parade tunjukkan transporter erector launcher (TEL) baru, bikin peluncuran lebih cepat dan mobile. Ini lanjutan program 2024, di mana Korut uji 30 rudal balistik, termasuk hipersonik yang “tak bisa dicegat”. Kim Jong Un puji engineer-nya sebagai “jenius”, tapi Barat khawatir: Hwasong-20 bisa bawa dua kepala nuklir, ancam sekutu AS seperti Jepang dan Korea Selatan. Di parade, rudal ini dipamerkan bareng hypersonic glide vehicle yang diklaim tahan panas ekstrem. Ini bukan bluf; uji coba September konfirmasi engine solid-fuel tingkatkan reliabilitas, beda dari liquid-fuel yang rentan.
Respons Internasional: Kekhawatiran dan Diplomasi
Dunia langsung bereaksi terhadap pamflet Korut. AS, lewat juru bicara Pentagon, sebut ini “provokasi berbahaya” yang tingkatkan ketegangan, dan janji perkuat THAAD di Korea Selatan. Jepang tuntut sanksi baru di PBB, sementara China dan Rusia bilang “ini hak pertahanan Korut”. Sekjen PBB Antonio Guterres desak dialog, rujuk kesepakatan 2018 Trump-Kim yang mandek. Di Semenanjung, Korea Selatan uji rudal Hyunmoo-5 sebagai balasan, tingkatkan latihan militer bersama AS. Analis bilang parade ini timing-nya pas: Korut manfaatkan perang Ukraina untuk dapat tech Rusia, seperti engine rudal. Tapi diplomasi masih ada harapan—AS tawarkan negosiasi kalau Korut stop uji coba. Bagi kawasan, ini eskalasi: Hwasong-20 bikin keseimbangan kekuatan bergeser, tapi juga buka pintu dialog baru.
Kesimpulan
Pamflet rudal antarbenua Hwasong-20 di parade Pyongyang 10 Oktober 2025 adalah pernyataan berani Korut yang campur propaganda dan kemajuan tech, dari latar pesta partai hingga karakteristik canggihnya yang khawatirkan dunia. Respons internasional dari AS hingga PBB tunjukkan ketegangan naik, tapi juga ruang diplomasi. Di tengah krisis global, langkah Kim ini ingatkan: nuklir bukan mainan, tapi alat tawar. Bagi Semenanjung Korea, ini babak baru—semoga dialog menang daripada rudal. Dunia awasi; perdamaian rapuh, tapi masih mungkin.