
Pendaki Meninggal di Gunung Sagara Garut. Kabar duka menyelimuti komunitas pendaki di Indonesia. Seorang pendaki asal Bandung meninggal dunia saat mendaki Gunung Sagara, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Sabtu, 2 Agustus 2025. Insiden ini terjadi di tengah popularitas Gunung Sagara sebagai destinasi pendakian yang menawarkan pemandangan eksotis seperti Talaga Bodas dan lautan awan. Kejadian ini memicu perhatian luas, terutama karena menyangkut keselamatan pendakian di gunung setinggi 2.132 meter di atas permukaan laut ini. Apa yang sebenarnya terjadi, dan bagaimana keluarga korban menanggapi musibah ini? BERITA LAINNYA
Siapakah Pendaki Tersebut?
Pendaki yang meninggal dunia adalah Iyep, seorang pria berusia 64 tahun asal Bandung. Ia merupakan bagian dari rombongan 18 pendaki yang berangkat dari basecamp di Kampung Tajur, Desa Tenjonagara, Kecamatan Sucinaraja, pada Sabtu pagi. Iyep dikenal sebagai pendaki berpengalaman yang sering menjelajahi gunung-gunung di Jawa Barat. Rombongannya tiba di basecamp sekitar pukul 08.00 WIB dan melakukan registrasi sebelum memulai pendakian. Iyep tampak dalam kondisi sehat saat memulai perjalanan menuju puncak, tanpa ada tanda-tanda kesehatan yang mencurigakan, menurut keterangan rekan-rekannya.
Penyebab Utama Kematiannya
Tragedi terjadi sekitar pukul 13.00 WIB, saat rombongan tiba di Puncak Sagara. Iyep tiba-tiba mengeluh sakit di bagian dada sebelah kiri, yang kemudian diikuti dengan keluarnya busa dari mulut. Rekan pendaki dan tim medis dari STIKES Garut yang kebetulan berada di lokasi langsung memberikan pertolongan pertama. Korban sempat dibaringkan di Pos 4 untuk beristirahat, namun kondisinya memburuk. Meski telah mendapat penanganan awal, nyawa Iyep tidak tertolong, dan ia dinyatakan meninggal pada pukul 16.30 WIB. Pemeriksaan medis di RSUD dr Slamet Garut menyimpulkan bahwa korban meninggal akibat serangan jantung, diperparah oleh riwayat penyakit jantung dan hipertensi yang dimilikinya. Tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan fisik pada tubuh korban.
Tanggapan Keluarganya Soal Hal Ini
Keluarga Iyep menerima kejadian ini sebagai musibah dan memilih untuk tidak melakukan otopsi, sesuai hasil pemeriksaan luar di rumah sakit. Mereka menghormati perjalanan terakhir Iyep sebagai pendaki yang mencintai alam. Pihak keluarga menyatakan bahwa Iyep sering berbagi cerita tentang kecintaannya pada pendakian, dan mereka memahami risiko yang menyertai hobi tersebut. Jenazah Iyep diserahkan kepada keluarga untuk dikebumikan di Bandung, sesuai keinginan mereka. Keluarga juga mengapresiasi upaya tim evakuasi dan pendaki lain yang berusaha menolong Iyep, serta meminta agar kejadian ini menjadi pengingat bagi pendaki lain untuk lebih memperhatikan kondisi kesehatan sebelum mendaki.
Kesimpulan: Pendaki Meninggal di Gunung Sagara Garut
Kematian Iyep di Gunung Sagara menjadi pengingat akan pentingnya persiapan fisik dan kesehatan sebelum mendaki gunung. Meski Gunung Sagara dikenal ramah bagi pendaki pemula, medan yang cukup menantang dan ketinggiannya tetap menuntut kondisi prima. Kejadian ini juga menyoroti perlunya kesadaran akan riwayat kesehatan pribadi, terutama bagi pendaki dengan usia lanjut. Tragedi ini tidak mengurangi pesona Gunung Sagara, tetapi menjadi pelajaran berharga bagi komunitas pendaki untuk lebih waspada demi keselamatan bersama.