Kali Krukut Jaksel Meluap Usai Hujan Deras. Hujan deras yang mengguyur Jakarta Selatan sejak Kamis sore (11 Desember 2025) berubah jadi mimpi buruk bagi warga bantaran Kali Krukut. Sungai ini meluap akibat curah hujan ekstrem yang capai 100 milimeter dalam tiga jam, bikin air bah transbordir ke permukiman dan jalan raya. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta catat 10 Rukun Tetangga (RT) dan satu ruas jalan tergenang, dengan ketinggian air 40-60 cm. Wilayah terdampak utama: Kelurahan Bangka, Kuningan Barat, dan Mampang Prapatan, di mana warga terpaksa evakuasi darurat pakai perahu karet. Gubernur DKI Pramono Anung langsung instruksikan tim respons cepat, termasuk pompa air dan trauma healing. Ini kejadian kedua dalam sepekan, pasca luapan serupa di Mampang, tapi respons Pemprov kali ini lebih gesit. Cuaca ekstrem ini bagian prakiraan BMKG yang sudah peringatkan hujan lebat hingga Januari 2026—warga Jaksel kini was-was, tapi optimis surut cepat. INFO SLOT
Kronologi Luapan yang Cepat: Kali Krukut Jaksel Meluap Usai Hujan Deras
Hujan mulai deras pukul 16.00 WIB di Jaksel, dengan intensitas 30 mm/jam yang bikin Kali Krukut tak mampu tampung debit air. Pukul 18.00, luapan pertama terlihat di Kelurahan Bangka: air naik 45 cm, rendam 5 RT dan Jalan Wijaya Timur VI. Tak lama, Kuningan Barat ikut terdampak—ketinggian 70 cm di 3 RT, bikin warga evakuasi 50 keluarga ke balai RW. BPBD catat luapan tambahan dari Kali Mampang pukul 19.30, bikin total 10 RT basah. Sopir ojek online dan pedagang kaki lima jadi korban utama: satu ruas jalan tutup, lalu lintas macet parah di sekitar Jalan Pramuka. Pramono, yang pantau via hotline 112, sebut “respons kami cepat, pompa air dikerahkan sejak laporan pertama.” Ini mirip insiden Juni lalu di Cilandak, tapi kali ini debit hujan lebih tinggi, bikin luapan lebih ganas.
Dampak Banjir bagi Warga dan Aktivitas: Kali Krukut Jaksel Meluap Usai Hujan Deras
Banjir ini ganggu rutinitas warga Jaksel secara langsung. Di Mampang Prapatan, 200 rumah terendam 50 cm, bikin keluarga seperti Bu Siti (45) evakuasi anak ke rumah saudara—sahur besok pagi pun diragukan. Pedagang di Pasar Minggu rugi ratusan ribu karena dagangan basah, sementara anak sekolah di SDN setempat libur Jumat untuk trauma healing. BPBD laporkan satu korban luka ringan akibat tergelincir di genangan, tapi tak ada jiwa melayang. Aktivitas lalu lintas lumpuh: Jalan Pondok Karya tutup total, paksa warga pakai perahu karet dari Posko BPBD. Ekonomi kecil terpukul—ojol turun 30 persen, warung tutup dini. Tapi warga tunjukkan solidaritas: gotong royong pompa air manual sejak subuh, bantu surut genangan di Bangka. Pramono janji bantuan logistik: makanan siap saji dan obat gratis untuk 500 keluarga terdampak.
Respons Pemprov dan Pencegahan Jangka Panjang
Pemprov DKI gerak cepat sejak laporan pertama pukul 17.00. BPBD kerahkan 20 pompa air dan 50 personel, plus koordinasi Dinas SDA untuk buka pintu air tambahan. Pramono instruksikan modifikasi cuaca via cloud seeding mulai minggu depan, mirip rencana antisipasi hujan ekstrem hingga Januari. Trauma healing untuk warga dan anak-anak dijadwalkan Sabtu via psikolog Dinas Sosial, lengkap konseling daring. Pencegahan jangka panjang: normalisasi Kali Krukut dan Ciliwung dipercepat, dengan penandatanganan MoU baru untuk lebar sungai 20 persen. Dinas Lingkungan Hidup tambah pembersihan sampah di bantaran, kurangi penyumbatan. Pramono tekankan: “Kita tak tunggu musim hujan, tapi siap sepanjang tahun.” Ini bagian program 100 hari kerjanya, yang sudah kurangi banjir 15 persen sejak November.
Kesimpulan
Luapan Kali Krukut usai hujan deras di Jaksel jadi pengingat rapuhnya kota raksasa ini lawan cuaca ekstrem, tapi juga bukti ketangguhan warga dan respons Pemprov yang gesit. Dari kronologi cepat hingga dampak sehari-hari, banjir ini ganggu ratusan jiwa—tapi dengan pompa air, evakuasi, dan rencana normalisasi, surut total diprediksi Jumat malam. Pramono beri harapan: tak ada korban jiwa, dan pencegahan seperti modifikasi cuaca siap hadapi Januari. Warga Jaksel tunjukkan gotong royong, dari pompa manual hingga saling bantu. Ini bukan akhir musim hujan, tapi pelajaran berharga—pantau cuaca, dan Jakarta akan bangkit lebih kuat.