Korban Kebakaran Terra Drone Sempat Kini VN ke Keluarga. Tragedi kebakaran di gedung Terra Drone, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa, 9 Desember 2025, meninggalkan luka mendalam bagi puluhan keluarga. Api yang melahap bangunan tujuh lantai itu merenggut nyawa 22 karyawan, mayoritas perempuan, dan melukai belasan lainnya. Penyebab dugaan korsleting listrik di lantai dua yang memicu ledakan baterai litium, menyebar cepat ke lantai atas di mana korban terjebak. Di tengah duka, kisah pilu korban yang sempat kirim voice note ke keluarga jadi sorotan: pesan terakhir penuh permohonan maaf dan minta tolong, yang kini viral di media sosial. Identifikasi jenazah selesai di RS Polri Kramat Jati, dengan penyerahan ke keluarga berlangsung penuh isak tangis. Pemerintah DKI janji tanggung biaya pemakaman dan santunan, tapi pertanyaan soal keamanan gedung dan respons darurat masih menggantung. Hari Antikorupsi Sedunia yang dirayakan pekan ini justru ironis, karena tragedi ini ungkap celah keselamatan kerja di kawasan industri. INFO SLOT
Detik-Detik Mencekam dan Pesan Terakhir Korban: Korban Kebakaran Terra Drone Sempat Kini VN ke Keluarga
Kebakaran dilaporkan pukul 12.43 WIB, dengan api awalnya terdeteksi di lantai satu—gudang penyimpanan baterai drone. Karyawan di lantai tiga dan empat jadi korban utama, karena asap tebal dan pintu darurat terkunci bikin evakuasi sulit. Petugas damkar butuh dua jam padamkan api, tapi 22 orang sudah tak tertolong, mayoritas karena hirup karbon dioksida berlebih. Kisah Ervina (25), karyawan asal Jagakarsa, paling pilu: pukul 13.15 WIB, ia kirim voice note ke kakaknya via WhatsApp, yang langsung disebar ke grup keluarga besar. “Gua udah nggak tau lagi yak, eh sumpah ini gua udah… udah bener-bener nggak bisa ngapa-ngapain. Gua udah bener-bener nggak bisa ngapa-ngapain ini ya guys, maaf banget gua… gua nggak tau lagi nih,” suaranya terdengar putus asa, diselingi teriakan minta tolong rekan. Keluarga Ferry bilang, setelah itu ponsel Ervina mati—kabar terakhir sebelum jasadnya ditemukan di lantai empat. Kisah serupa dari Nazaellya Tsabita Nurazisha (27): ia telepon ibunya, minta maaf atas segala kesalahan sebelum asap tebal halangi napas.
Proses Identifikasi dan Penyerahan Jenazah: Korban Kebakaran Terra Drone Sempat Kini VN ke Keluarga
Identifikasi jenazah berlangsung intensif di RS Polri Kramat Jati, dengan 21 kantong mayat tiba malam 9 Desember. Tim forensik gunakan sidik jari, gigi, catatan medis, dan properti pribadi untuk konfirmasi—proses yang butuh waktu karena kondisi jenazah parah akibat panas ekstrem. Hingga Rabu pagi, 10 Desember, tiga jenazah pertama diserahkan: Rufaidha Lathiifunnisa (22), Novia Nurwana (28), dan Yoga Valdier Yaseer (28). Keluarga Mochamad Apriyana (40) histeris saat jemput jenazah; adiknya, Ahmad, sesali tak sempat balas pesan WhatsApp korban yang centang biru berubah jadi satu—tanda nyawa hilang. “Saya yang belum sempat balas malah,” katanya sambil menangis. Kemensos koordinasi santunan duka dan dukungan psikososial, sementara Pemprov DKI tanggung biaya pemakaman. Total korban: 15 perempuan, 7 laki-laki, usia 20-40 tahun, mayoritas karyawan junior di perusahaan drone itu.
Respons Korban Selamat dan Penyelidikan Penyebab
Beberapa karyawan selamat berbagi cerita mencekam. Safa Alifia (20), staf HRD, telepon orang tuanya saat turun dari lantai tiga: “Kantor meledak, bos aku meninggal.” Ia selamat karena lari ke tangga darurat, tapi syok lihat rekan sesak napas di lantai atas. SA (20), korban lain, bilang rekannya mengeluh napas pendek sebelum tak sadarkan diri. Penyelidikan Polri fokus dugaan pelanggaran: gedung tak punya pemadam kebakaran memadai untuk enam lantai, pintu darurat terkunci, dan baterai litium tak disimpan aman. Gubernur DKI Pramono Anung serahkan sanksi ke polisi, tapi kritik muncul soal pengawasan gedung komersial. LSM buruh tuntut investigasi mendalam, karena korban banyak perempuan muda yang baru kerja. Korban selamat seperti SA kini dapat konseling, tapi trauma panjang: “Saya syok, semua rekan tewas.”
Kesimpulan
Tragedi kebakaran Terra Drone yang tewaskan 22 nyawa jadi duka nasional, dengan voice note Ervina dan Nazaellya yang penuh maaf jadi pengingat pilu detik-detik terakhir. Dari identifikasi cepat di RS Polri hingga isak keluarga Apriyana, respons pemerintah janji dukungan penuh, tapi penyelidikan penyebab—dari baterai litium hingga fasilitas darurat—harus transparan. Kisah korban selamat seperti Safa tambah urgensi perbaiki keselamatan kerja. Di Hari Antikorupsi, ironisnya tragedi ini ungkap korupsi keselamatan yang biayai nyawa muda. Keluarga butuh keadilan, bukan janji kosong—semoga ini jadi pelajaran agar tak terulang. Duka ini takkan pudar, tapi aksi nyata bisa cegah yang serupa.