Korban Kebakaran Terra Drone Terbanyak Berada di Lantai 3 & 4. Tragedi kebakaran di gedung Terra Drone, Jalan Letjen Suprapto, Cempaka Baru, Kemayoran, Jakarta Pusat, terus jadi sorotan nasional setelah jumlah korban jiwa naik menjadi 20 orang pada Selasa sore (9 Desember 2025). Kebakaran yang bermula pukul 12.40 WIB ini tak hanya hanguskan tujuh lantai gedung, tapi juga tinggalkan luka mendalam bagi keluarga korban. Yang paling tragis, korban terbanyak ditemukan di lantai 3 dan 4, di mana asap pekat dan api cepat menjalar bikin evakuasi sulit. Polisi dan tim pemadam kebakaran masih sisir lantai demi lantai, sementara dugaan ledakan baterai di lantai 1 jadi petunjuk awal penyebab. Insiden ini picu pertanyaan besar soal keselamatan kerja di sektor teknologi, terutama saat jam istirahat di mana karyawan lengah. INFO SLOT
Kronologi Penyebaran Api ke Lantai Atas: Korban Kebakaran Terra Drone Terbanyak Berada di Lantai 3 & 4
Kebakaran dimulai di lantai 1, ruang gudang penyimpanan baterai drone, dengan ledakan kecil yang sempat dipadamkan manual oleh karyawan. Namun, api kambuh dan merambat cepat melalui kabel listrik serta ventilasi, capai lantai 2 dalam hitungan menit. Saat itu, jam makan siang bikin sebagian besar pegawai di luar atau lantai bawah, tapi 21 orang di lantai 3—ruang kerja utama—langsung kena imbas. Asap tebal memenuhi koridor, paksa mereka lari ke tangga darurat yang ternyata terhalang kobaran. Di lantai 4, situasi lebih parah: api langsung tembus plafon dari bawah, ciptakan panas ekstrem yang bikin pintu dan jendela macet. Saksi mata cerita, “Asap hitam pekat naik deras, kami coba tutup pintu tapi udara makin tipis.” Hingga pukul 14.00 WIB, api sudah capai lantai 6, tapi lantai 3 dan 4 jadi titik kritis karena banyak karyawan istirahat di sana.
Korban Terbanyak di Lantai 3 dan 4: Korban Kebakaran Terra Drone Terbanyak Berada di Lantai 3 & 4
Dari 20 korban jiwa—terdiri 5 pria dan 15 wanita, termasuk satu ibu hamil—sebagian besar ditemukan di lantai 3 dan 4. Tim pemadam kebakaran selesai sisir lantai itu pukul 15.30 WIB, temukan 12 jenazah di lantai 3 (ruang meeting dan workstation) dan 6 di lantai 4 (lab pengujian). Kondisi mereka tak parah luka bakar, tapi lemas kehabisan oksigen akibat asap karbon monoksida yang memenuhi ruangan. “Korban tumbang sebelum sempat evakuasi, asap terlalu tebal di situ,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro. Di lantai 3, pintu darurat tersumbat furnitur panik, sementara lantai 4 punya ventilasi buruk yang tahan asap lebih lama. Sebanyak 15 karyawan perempuan, mayoritas di divisi admin dan R&D, jadi korban utama karena lokasi kerja mereka. Jenazah dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk identifikasi, dengan keluarga kini tunggu hasil DNA.
Faktor Penyebab Konsentrasi Korban di Lantai Tengah
Lantai 3 dan 4 jadi zona maut karena posisi strategis di tengah gedung: terlalu tinggi untuk evakuasi cepat ke bawah, tapi tak cukup dekat atap untuk akses tangga pemadam. Asap naik vertikal melalui lift shaft dan AC duct, ciptakan kondisi anaerobik di mana oksigen habis dalam 5-10 menit. Karyawan di sana, yang banyak istirahat makan siang, tak sempat pakai masker darurat atau buka jendela—beberapa coba telepon bantuan tapi sinyal lemah akibat kepanikan. Polisi sebut faktor lain: kurangnya alarm otomatis di lantai itu, yang gagal aktif saat ledakan awal. Dibanding lantai 1 (cuma 1 korban) atau lantai 6 (3 korban yang evakuasi ke atap), lantai tengah punya lalu lintas orang lebih padat tapi akses keluar terbatas. Ini pelajaran pahit soal desain gedung: tangga darurat sempit dan tanpa sprinkler lengkap percepat tragedi.
Upaya Evakuasi dan Dukungan Korban Selamat
Evakuasi di lantai 3 dan 4 berlangsung dramatis: pemadam kerahkan 25 unit truk dan 89 personel, gunakan tangga hidrolik untuk turunkan 10 orang dari balkon. Sebanyak 20 korban luka ringan—mayoritas sesak napas—dirawat di RSCM dan RS Polri, dengan 5 masih kritis. Manajemen gedung koordinasi santunan 100 juta per keluarga korban jiwa, plus bantuan psikologis. Wali Kota Jakarta Pusat janjikan audit keselamatan serupa gedung, fokus instalasi listrik dan rute evakuasi. Saksi selamat cerita, “Kami pegangan tangan saling, tapi asap bikin mata perih.” Upaya ini selamatkan 150 karyawan lain, tapi tinggalkan trauma kolektif di komunitas Kemayoran.
Kesimpulan
Korban kebakaran Terra Drone terbanyak di lantai 3 dan 4 jadi simbol tragedi yang bisa dicegah, di mana asap pekat dan desain gedung jadi musuh utama. Dari ledakan baterai awal hingga evakuasi heroik, insiden ini panggil reformasi keselamatan: alarm dini, sprinkler wajib, dan pelatihan rutin. Bagi 20 keluarga yang berduka—termasuk ibu hamil yang hilang—dukungan penuh jadi prioritas, sementara penyelidikan polisi harap ungkap akar masalah. Jakarta tak boleh ulangi kesalahan ini; keselamatan kerja harus prioritas, bukan opsi. Tragedi Selasa ini bukan akhir, tapi panggilan bangun lebih aman untuk masa depan.